Friday, March 30, 2007

Konsumen Indonesia Bodoh?

Menurut yang pernah saya baca, perilaku konsumen Indonesia itu berbeda dengan konsumen di Negara tetangga. Sumber wawancara disana berbicara dalam konteks handphone. Menelisik lebih jauh hal ini tertutama berkenaan dengan cara orang Indonesia memilih dan menggunakan produk yang tidak jarang berbeda dari apa yang dibutuhkan dan apa yang dibeli. Terkadang Image/kesan lebih berperan dalam pemilihan sebuah keputusan.

Bukan salah pabrikan/produsen jika tampaknya banyak konsumen yang gemes merasa dibodohi. Hal itu tidak lain karena konsumen sendiri yang tidak mempunyai kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan mereka akan apa yang mereka butuhkan.

Disini jadi tampak masalahnya mungkin ada di konsumen itu sendiri alih-alih pemerintah yang juga memang tidak pernah mau mencerahkan pola pikir bangsa dengan pendidikan yang merata kualitasnya. Dari sisi marketing, kesuksesan proses marketing terutama dinilai dengan berapa banyak barang yang berhasil dijual. Dalam kondisi masyarakat yang seperti sekarang ini, penciptaan brand yang kuat lebih berpengaruh di pasar walaupun faktanya tidak semanis janji-janji produsen. Singkatnya terjadi kesenjangan ekspektasi konsumen terhadap sebuah produk dengan produk yang diberikan produsen.

Tapi lalu pertanyaannya adalah seberapa banyak konsumen cerdas yang memahami persoalan di atas? Untuk ilustrasi coba tengok cara seorang sales menawarkan barangnya ke konsumen. Sales ini paham betul karakteristik masyarakat kita yang selalu tergantung pada pemimpinnya, dengan sedikit kerja keras dia berhasil menjual satu unit motor ke kepada desa setempat. Kepala desa ini sangat dihormati. Hasilnya ajaib, penjualan motor sales ini melonjak dalam 1 bulan berikutnya. Artinya konsumen yang lain membeli motor karena ada keputusan sang kepala desa bukan atas pertimbangan sendiri.

Dulu pernah rebut-ribut di berbagai milis tentang oli top1 yang katanya iklannya ‘menipu’ (silahkan search thread2 berita ini di milis2). Lalu diikuti banyak komplain dari penggunanya. Sewajarnya kita berpikir, nih Oli pasti gak laku deh. Tapi ternyata saya salah, di bengkel-bengkel oli ini tetap laris kok. Sampai ada yang beli untuk motor Tiger nya. Lalu saya coba tanya,”Mas kenapa beli ini?” Lalu dijawabnnya,”Oli ini bagus Pak, coba aja deh, iklannya nya saja banyak yang pakai kok.” Begitu kira-kira percakapan pada waktu. Lalu mengertilah saya kalau memang informasi yang beredar hebat dimilis tidak bisa dibaca semua orang. Disini tampak penciptaan brand oleh produsen masih lebih kokoh daripada cerita-cerita nyata di milis.

Seorang kepala Bengkel Yamaha dibilangan Slipi, seorang Encik. Dia lalu bercerita, selama perjalanannya ke negara2 yang lebih maju di iindonesia, motor matic itu lebih laku daripada motor manual. Sama trend nya dengan mobil. Tapi di Indonesia terbalik karena identik dengan pemeliharaan yang katanya mahal (padahal image mahal biasanya diciptakan oleh konsumen sendiri). Lalu ada konsumen lain yang kawatir kalau pasti kesulitan untuk melihara motor matic, “Soalnya businya aja ngga keliatan, kalau mogok harus buka busi bagaimana?” Begitulah potret konsumen Indonesia.

Yamaha telah berhasil mengedukasi pasar dengan kemunculan motor maticnya. Padahal katanya ‘ngajarin’ orang Indonesia itu susah. Honda sukses bertahun-tahun dengan ngajarin orang Indonesia kalau motor itu harus irit.

Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa pabrikan tidak sepenuhnya salah dengan peluncuran produk2 nya yang sebagian konsumen nilai sebagai produk dibawah standar. Justru para produsen itu hanya menjual barang yang tampaknya ‘memenuhi’ kebutuhan konsumen. Cerita sedihnya adalah potret konsumen Indonesia yang tingkat penerimaan terhadap teknologi baru memang terbilang rendah. Coba lihat meski katanya motor Honda menurun kualitasnya, tapi masih banyak kan yang melihat Honda sebagai pilihan utama karena mereka tidak tahu dengan hal2 kecil diatas? Tapi AHM pintar, penciptaan brand sebagai motor irit memang lebih menggoda ketimbang pilihan lainnya. Dan itu diterima sebagian besar konsumen motor Indonesia.

Jadi siapa nih yang dibodohi siapa?

Produk Gagal Honda?

Kalau di cermati kan banyak motor Honda yang umur nya pendek, alih-alih gagal produk.

Honda Kirana, awalnya AHM mengeluarkan versi ini karena berpikir konsumen masih banyak yang senang dengan model astrea grand. Tapi ternyata keliru, karena konsumen lebih pilih Karisma pada waktu itu Karena model lebih sporty dengan bentuk-bentuk desain yang meruncing kas motor sport.

Honda Karisma gendut, awal-awal dimunculkan buritannya terlalu gendut. Motor jadi aneh handling, begitu kata banyak yang pakai. Belum lagi shock belakang yang keras, tidak seperti Honda bebek lainnya. Kemudian dimunculkan Karisma X yang lebih ramping. Dalam komunikasi iklannya Honda mengatakan ini adalah hasil pengembangan mereka menghasilkan karisma yang lebih ramping. Padahal sebenarnya karena sebagian konsumen protes dengan bentuknya.

Karisma belum berumur terlampau lama, muncul lah SupraX 125. Bagian marketing nya sempat diwawancarai oleh sebuah tabloid motor OTO PLUS, pada waktu itu (2004) mengatakan kalau Karisma untuk segmen pasar yang lebih mapan (orang tua, red) sedangkan supraX125 untuk konsumen anak muda yang lebih sporty dan lincah. Padahal sebenarnya AHM udah mulai was was karena mereka ga punya produk yang bertarung untuk segmen motor bebek sporty. Rival waktu itu Jupiter, smash shogun. Hasil wawancara lain menunjukan kalau AHM ingin melegendariskan nama supra yang sudah terkenal di masyarakat (masya cihhh…).., Hasil nya dalam tempo yang tidak terlalu lama karisma x dan kirana pun lennyap dari persaingan bebek.

Sekarang muncul cafera, seberapa jauh dari supra model dan teknologinya, jangan2 basis nya sama? CMIIW

Supra PGMFI, jarang ada di jalanan, karena AHM hanya menjadikan ini sebagai produk image. Tanpa ada edukasi pasar yang serius terhadap mesin injeksi, motor ini sulit di terima profil konsumen Indonesia.

Honda supra V, supra XX yang pakai kopling manual. Ngga laris dipasaran, karena AHM tidak mengedukasi guna kopling manual dengan triknya YMKI yang bikin gelaran road race. Sebenarnya bebek untuk apa pakai kopling manual?

Megapro, dan Tiger, laris manis, karena pabrikan lain terlambat memberikan motor di kelas ini. Intinya, konsumen tak ada pilihan.

Di beberapa kota, Honda laris manis karena mengusung teknologi 4 tak yang dibeberapa daerah yang kontur daerahnya naik turun kayak bandung dan kota lainnya karena dulu motor 2 tak emang ga keliatan tenaganya di tanjakan.

Produk Gagal Honda?

Kalau di cermati kan banyak motor Honda yang umur nya pendek, alih-alih gagal produk.

Honda Kirana, awalnya AHM mengeluarkan versi ini karena berpikir konsumen masih banyak yang senang dengan model astrea grand. Tapi ternyata keliru, karena konsumen lebih pilih Karisma pada waktu itu Karena model lebih sporty dengan bentuk-bentuk desain yang meruncing kas motor sport.

Honda Karisma gendut, awal-awal dimunculkan buritannya terlalu gendut. Motor jadi aneh handling, begitu kata banyak yang pakai. Belum lagi shock belakang yang keras, tidak seperti Honda bebek lainnya. Kemudian dimunculkan Karisma X yang lebih ramping. Dalam komunikasi iklannya Honda mengatakan ini adalah hasil pengembangan mereka menghasilkan karisma yang lebih ramping. Padahal sebenarnya karena sebagian konsumen protes dengan bentuknya.

Karisma belum berumur terlampau lama, muncul lah SupraX 125. Bagian marketing nya sempat diwawancarai oleh sebuah tabloid motor OTO PLUS, pada waktu itu (2004) mengatakan kalau Karisma untuk segmen pasar yang lebih mapan (orang tua, red) sedangkan supraX125 untuk konsumen anak muda yang lebih sporty dan lincah. Padahal sebenarnya AHM udah mulai was was karena mereka ga punya produk yang bertarung untuk segmen motor bebek sporty. Rival waktu itu Jupiter, smash shogun. Hasil wawancara lain menunjukan kalau AHM ingin melegendariskan nama supra yang sudah terkenal di masyarakat (masya cihhh…).., Hasil nya dalam tempo yang tidak terlalu lama karisma x dan kirana pun lennyap dari persaingan bebek.

Sekarang muncul cafera, seberapa jauh dari supra model dan teknologinya, jangan2 basis nya sama? CMIIW

Supra PGMFI, jarang ada di jalanan, karena AHM hanya menjadikan ini sebagai produk image. Tanpa ada edukasi pasar yang serius terhadap mesin injeksi, motor ini sulit di terima profil konsumen Indonesia.

Honda supra V, supra XX yang pakai kopling manual. Ngga laris dipasaran, karena AHM tidak mengedukasi guna kopling manual dengan triknya YMKI yang bikin gelaran road race. Sebenarnya bebek untuk apa pakai kopling manual?

Megapro, dan Tiger, laris manis, karena pabrikan lain terlambat memberikan motor di kelas ini. Intinya, konsumen tak ada pilihan.

Di beberapa kota, Honda laris manis karena mengusung teknologi 4 tak yang dibeberapa daerah yang kontur daerahnya naik turun kayak bandung dan kota lainnya karena dulu motor 2 tak emang ga keliatan tenaganya di tanjakan.

Kasihan Orang Indonesia

Indonesia?? Hmmm…

Kalau ada yang minta maaf di jalanan Indonesia(jakarta) malah mudah dijadikan mangsa sama lawan, Om!
Kalau hampir di tabrak kayak cerita Bro di Jepang sono, terus sopir nya turun minta maaf (di jkt yang ade sih, sopir turun terus marah2 biar kelihatan bener), wah udah deh langsung pengendara sepeda tadi langsung melakukan aksi teatrikal, diving, biar makin parah, terus nuntut ganti rugi deh.

Kejadian yang gw temui, hari senin malam, 27 mar 2007 di jalan jend sudirman mendekati semanggi, pas lagi macet2 nya tuh jam 19 , biasa lah ada pejabat lewat mau pulang ke rumah. Ada sekelompok orang, kira-kira bertiga lari2 sambi tunjuk2 ke sebuat mobil Peugeot 207 silver. Mereka menyuruh si sopir turun dan berhenti seakan-akan hendak dimintai pertanggung jawaban oleh ketiga orang ini. Jalanan jadi semakin macet. Ketiga orang ini semakin brutal, kaca samping pengemudi digebuk pakai tangan berulang-ulang dengan maksud untuk dipecahkan. Si sopir yang ketakutan, kira-kira berumur 30 an tampaknya merasa aman di mobilnya sehingga tidak mau turun. Sambil terus mobilnya dipukul-pukul si sopir berinisitif mengambil handphone seperti hendak menelpon seseorang. Mungkin polisi.

Kaca samping yang dipukul sudah mulai rangsek ke dalam. Tapi tidak pecah (jadi ingat ada produk kaca film yang anti kapak merah). Sampai pada suatu saat jalanan didepan Peugeot ini kosong, karena mobil2 didepannya sudah bergerak maju dari tadi, saat itulah saya mendengar suara raungan rpm tinggi dari mobil ini yang berusaha menabrak 3 orang pemuda (preman?) yang menghalangi dan memukul2 mobilnya. Dua orang yang disamping kanan mobil juga berusaha ditabrak dengan mebelokkan arah mobil ke kanan, seakan-akan hendak pindah jalur ke kanan namun dengan kecepatan tinggi dan membubarkan 3 orang tadi. Setelah kejadian yang cukup singkat tersebut mobil Pug 207 ini kembali ke jalurnya untuk bermacet-macet. Tiga orang pemuda tadi akhirnya lari kearah trotoar membubarkan diri.

Setelah kejadian itu mobil2 dibelakang Pug tadi akhirnya kembali melaju perlahan-lahan karena macet dan semuanya tiba-tiba kembali normal seperti tidak terjadi apa-apa. Setelah itu saya baru sadar, posisi motor saya berhenti di jalur kiri untuk melihat kejadian tadi menyebabkan kemacetan tersendiri. Semua dibelakang saya membunyikan klakson meminta saya untuk segera melaju. Sambil bergerak pelan, saya lihat lewat spion kanan, semuanya benar2 menjadi tampak normal lagi. Ada yang melihat peristiwa ini kemarin? Setelah saya melaju saya tidak tahu terusan ceritanya.

Itulah Jakarta, jadi sangat luar biasa ada orang minta maaf di jalan raya untuk minta maaf karena kesalahannya. Karena seperti yang banyak dilakukan, kalau terlibat kecelakan kecil di jalan, sikap ngotot, teriak2 harus dilakukan supaya terlihat menjadi pihak yang benar. Yang ga bisa teriak, takut jadi kalah. Kasihan orang Indonesia (jakarta)….

Sikap Agresif Orang Jakarta

Di kota sepadat dan se sulit Jakarta ini perilaku orang-orang nya nyata dipengaruhi juga oleh suhu udah yang panas. Suhu yang panas ditambah polusi yang berlebihan, komplikasi dengan lalu lintas yang terlampau padat, belum lagi diperparah dengan tuntutan hidup stadium 4, melahirkan sikap-sikap agresif pemakai jalan. Sikap agresif ini melahirkan sikap agresif pemakai lainnya, dan terus seperti itu sampai akhirnya menjadi kehilangan akar masalah. Yang terlihat seakan-akan masalah ini terjadi begitu saja. Padahal tidak.

test dulu ah

test